Mengapa Memilih Judul Adalah Hal Yang Penting
Beberapa karya klasik terkenal sebelum mereka memperoleh judul seperti yang sekarang kita kenal, pernah mengalami dilema pencarian judul sebelum akhirnya menemukan judul yang TEPAT.
The Great Gatsby oleh F.Scott Fitzgerald, sebelumnya pernah diberi beberapa judul: Trimalchio in West Egg; Among Ash-Heaps and Millionaires; On the Road to West Egg; Under the Red, White, and Blue; Gold-Hatted Gatsby; and The High-Bouncing Lover.
The Last Man in Europe adalah judul awal karangan George Orwell, yang kemudian diganti menjadi 1984 oleh pihak penerbit karena judul awalnya dinilai tidak komersial.
Novel Atlas Shrug oleh Ayn Rand, awalnya diberi judul The Strike, tetapi karena pengarangnya merasa judul itu terlalu transparan membuka plot cerita ia memutuskan untuk menggantinya. Suaminya mengusulkan judul Atlas Shrug dan judul itu melekat hingga kini
Bram Stoker pernah merencanakan judul The Dead Un-Dead untuk novel Dracula yang kini kita kenal.
Novel Fiesta oleh Ernest Hemingway, atas permintaan penerbitnya diganti menjadi The Sun also Rises.
To Kill a Mockingbird sebenarnya direncanakan berjudul hanya Atticus, namun Harper Lee mengubahnya karena judul itu dirasakan terlalu sempit hanya terfokus pada satu tokoh.
Sebelum menjadi Pride and Prejudice, judul yang direncanakan oleh Jane Austen adalah: First Impressions.
Source: Wikipedia
Melihat dinamika penggantian judul novel-novel terkenal itu, dapat disimpulkan, judul akan disesuaikan lagi oleh Penerbit/Editor kecuali bila terbit indie. Tetapi tetap merupakan unsur penting yang menjadi pertimbangan saat naskah dikirimkan ke pihak penerbit.
Dalam sebuah "bocoran" yang ditulis oleh seorang editor salah satu penerbit besar Indonesia, dikatakan, "Penilaian tentang tulisan yang bagus adalah: Judulnya bagus, pengarangnya sudah terkenal, isinya juga sudah rapi, bahasanya bagus, tidak memerlukan banyak copy-editing dan editing...." Perhatikan bahwa:Judulnya bagus itu bahkan mendahului poin berikutnya, pengarangnya sudah terkenal.
Jadi, jelas kan? Judul itu, penting. Itu sebabnya, saat menempatkan diri sendiri dalam posisi sebagai seorang Pengarang buku yang menyerahkan naskahnya ke tangan pihak lain (dalam hal ini, penerbit), saya akan mendapatkan kepuasan bila karangan saya diberi "nama" sesuai dengan nama yang saya berikan.
Kesimpulan: Judul adalah bagian dari total impresi karangan yang diciptakan oleh pengarangnya. Bila Pengarang mampu memilihkan judul yang tepat, kesempatannya untuk tetap digunakan sebagai judul karangan ketika diterbitkan akan jauh lebih baik. Memilih judul yang TEPAT adalah PENTING karena semakin sesuai judul tersebut, semakin besar juga kemungkinannya judul itu akan dipakai dan tidak akan diubah, saat buku diterbitkan.
Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan Saat Membuat Judul
Ada beberapa hal yang perlu dicermati tentang judul:
Pertama, Pengarang harus tahu apa genre buku karangannya. Pengarang harus bisa mengetahui dengan pasti perasaan atau nada apa yang ingin disampaikannya melalui judul tersebut. Apakah nada riang, centil, ceria atau sendu, lembut dan galau? Apakah genre-nya roman atau fantasi? Segala sesuatu harus diusahakan selaras menghasilkan judul sesuai dengan cerita, genre dan segi estetika agar dapat langsung mengkomunikasikan pesan yang sesuai dengan isi cerita secara menarik.
Kedua, ada beberapa hal yang sudah sangat umum diketahui tentang pemilihan judul:
i. Judul tidak boleh membosankan. Kenapa? Kala saya berjalan-jalan di toko buku dan melihat-lihat buku-buku yang berjejer di dalam rak buku, harus saya akui bahwa judul dan coverlah yang pertama kali menarik saya untuk mengambil dan melihat-lihat buku tersebut. Nama pengarang menjadi nomor ke-sekian, apalagi bila tidak ada buku baru dari pengarang kesukaan saya, atau bila saya ke toko buku bukan dengan tujuan khusus mencari buku tertentu. Judul yang unik, biasanya menjadi faktor pertama yang menarik tangan saya untuk mengambil buku tersebut dan membukanya, ingin tahu apa isi di dalamnya.
Hal ini, membuktikan bahwa judul yang unik dan tepat merupakan "umpan" yang baik untuk meningkatkan kemungkinan buku itu yang akan diraih dari rak buku, thus, meningkatkan kemungkinannya untuk dibeli oleh calon Pembaca. Katakanlah saya sedang berada di bandara dan memerlukan bacaan selama penerbangan, kemungkinan besar buku dengan judul yang tepat itulah yang akan saya beli, dan hal ini sudah terjadi berulangkali dalam kasus saya karena saya termasuk Pembaca yang suka mencoba sesuatu yang baru.
ii. Judul harus mudah diingat. Itu yang dikatakan oleh beberapa teman. Menurut mereka judul-judul yang mudah diingat akan mempermudah juga saat memberikan rekomendasi. Misalnya, judul Laskar Pelangi, dua kata saja dan tidak sulit untuk disebutkan, begitu juga dengan Soegija, The Kite Runner, The Alchemist, Titanic.
iii. Judul harus sesuai dengan isi buku. Kalau buku tersebut buku horor, pilih judul yang horor. Kalau roman, pilih judul yang romantis. Kalau misteri, pilih judul yang berbau-bau misteri.
Kesimpulan: Memilih judul yang TEPAT adalah penting karena judul, di samping cover, merupakan: first-impression yang dapat membuat Pembaca tertarik atau tidak tertarik untuk membeli sebuah buku dan mempermudah penyebarang word of mouth tentang buku tersebut.
Sumber Inspirasi Untuk Judul
Secara intuitif ada beberapa hal yang bisa dijadikan sumber inspirasi untuk memilih judul:
Sebuah judul dapat saja berasal dari ekspresi yang sedang populer, misalnya: Jomblo, Kamseupay dstnya.
Sebuah judul bisa juga merupakan permainan kata-kata, misalnya: Hidup Hanya Satu Kali, Kesempatan Kedua.
Sebuah judul bisa juga memiliki arti tersembunyi yang akan dikemukakan nanti di dalam cerita. Contohnya: Dances with Wolves.
Sebuah judul boleh diambil dari apa yang sudah ada, contohnya: Song of Solomon, novel karya Toni Morisson.
Sebuah judul bisa saja dari nama tokohnya, misalnya: Forrest Gump, Harry Potter, Eragon.
Sebuah judul bisa saja nama sebuah tempat: Jurassic Park, Senja di Chao Praya.
Sebuah judul bisa saja bentuk kepunyaan, Charlotte’s Web, Kotak Pandora (kumpulan cerpen Kampung Fiksi yang akan segera terbit), Bridget Jones’ Diary.
Sebuah judul bisa juga merupakan asosiasi dari beberapa ide, biasanya memiliki dua arti dan merujuk pada lebih dari satu hal di dalam sebuah cerita, misalnya: Ada Apa Dengan Cinta?, House of The Spirit, The City of God, Misery, Blackbook.
Sebuah judul dapat saja merupakan sebuah kejadian atau aktivitas, misalnya: Finding Kayla (novel karya Winda Krisnadefa yang masih dalam WIP), Romancing the Stone, Waiting to Exhale, Raising Helen, Finding Nemo.
Sebuah judul bisa berasal dari sebuah kalimat yang mengesankan dari cerita itu sendiri, misalnya: The Eagle Has Landed.
Sebuah judul, apabila sangat panjang harus memiliki irama yang enak untuk didengar, misalnya: Lewat Angin di Bawah Kanopi, Tepat Ketika Bibirnya Mengecup Hangat Tepi Keningku (oke oke, ini memang judul-judul panjang cerpen saya sendiri).
Sebuah judul, kalau sesuai dengan isi ceritanya, boleh jadi sangat singkat, misalnya: Madre, Jaws, Shogun, Centennial, It, The Godfather.
Dalam kenyataannya, judul-judul dari buku-buku best seller biasanya tidak lebih dari tiga kata panjangngnya: Laskar Pelangi, Negeri Lima Menara, tapi, tentu saja berisikan kata-kata yang tepat.
Saya sendiri cenderung berpikir, kenapa tidak membuat judul yang khas, ala saya banget, misalnya:
Untuk buku-buku bersama teman-teman, secara konsisten mempergunakan angka, seperti 24 Jam, Delapan, Satu-Satu-Satu.
Atau mempergunakan alfabet secara urut dalam kumcer saya, A-Angin Malam, B-Beranda Belakang, C-Cinta Caraku Caramu, D-Deru Dalam Debu dan seterusnya.
Atau memakai satu kata saja dalam setiap judul cerita dengan topik tertentu, katakanlah topik Perempuan, maka saya akan memakai hanya nama tokoh utamanya saja, Larasati, Evaluna, Jum, Magdalena, Dyah, Mariana.
Lalu, asyik juga rasanya kalau saya memakai unsur warna seperti untuk judul (calon-calon) novel saya yaitu: Langit Tosca! Langit Tosca!, Magenta. Ada banyak sekali cara yang bisa saya gunakan untuk menemukan judul-judul unik menarik dan pas untuk karangan-karangan saya. Dan hal ini sangat menyenangkan!
Orisinalitas Sebuah Judul
Adakah hak cipta untuk judul? Ternyata, tidak. Judul, seperti halnya nama: Sukarno, Suharto, Mahatma, Muhamad, Obama, tidak dan bukan merupakan hak cipta, seperti juga ide, dia dapat dipakai oleh siapa saja yang mau mempergunakannya.
Tentu saja hal ini bukan berarti saya lalu secara sengaja dan dengan seenak-enaknya mengambil judul orang lain untuk saya pakai pada karangan saya. Rugi pastinya! Karena bisa membingungkan Pembaca saat merekomendasikan buku tersebut. Akibat terburuk yang bisa saja terjadi adalah, yang dibeli justru buku yang berbeda karena memiliki judul yang sama.
Judul Alternatif
Konon, kecuali seorang Pengarang benar-benar sudah tenar, judul yang dipilihkannya untuk ceritanya sendiri, bisa saja tetap diubah oleh pihak Penerbit atau Editor. Tentu dengan pertimbangan-pertimbangan yang sudah mereka perhitungkan karena mereka lebih familiar dengan apa yang mereka tawarkan kepada calon pembaca.
Nah, karena perubahan toh kemungkinan akan tetap terjadi, apakah saya lantas tidak perlu sibuk mencari judul? Atau, haruskah saya mengirimkan beberapa judul untuk sebuah cerita atau draft novel?
Saya pikir tidak. Dalam segala sesuatu, seseorang harus membuat pilihan. Pilihan saya adalah mengerjakan karya dengan sungguh-sungguh dan segenap kemampuan. Tentu saja, kita harus membuat beberapa alternatif judul, lalu memilih mana yang paling sesuai dan paling tepat.
Judul yang bagus akan menarik perhatian Editor/Penerbit/Pembaca. Tentunya, ekspektasi positif sudah terbentuk saat mereka memutuskan untuk meraih draft/buku dengan judul yang menarik. Kalau saya percaya, isi buku saya layak dibaca, saya harus juga percaya, ia layak mendapatkan judul yang sepadan.
Yang paling penting untuk diingat, ketika sedang bekerja mencari judul yang TEPAT adalah harus siap apabila, judul itu diputuskan untuk diubah oleh pihak Penerbit atau Editor bila diterbitkan melalui media mainstream.
Sampai di sini, saya pikir, salah satu dari beberapa keuntungan dan kebebasan yang diperoleh Pengarang yang terbit indie adalah semua keputusan yang semacam ini berada di tangan Pengarang. Tetapi, justru karena itulah maka menjadi sangat penting bagi Pengarang yang memutuskan untuk terbit indie benar-benar serius mencari dan menetapkan judul yang tepat karena langsung berhadapan dengan pasar (Pembaca). Meskipun fleksibilitas terbit indie secara POD (Print on Demand) atau e-Book, memungkinkan Pengarang mengganti judul kapan saja walaupun buku sudah diterbitkan, tapi akan lebih hemat waktu dan juga biaya, kalau sedari awal Pengarang sudah memilih judul yang TEPAT.
Brainstorming: Langkah-langkah Pemilihan Judul
Berikut ini langkah-langkah brainstorming yang dapat membantu penemuan judul yang TEPAT:
1. Pergi ke toko buku terdekat atau buka toko buku online, cari sebanyak-banyaknya (10-20) buku dari genre yang sama dengan yang ditulis. Perhatikan judul-judul apa saja yang terasa menarik. Salin judul-judul tersebut. Hal ini penting agar dapat meraba, judul apa yang sesuai untuk genre tersebut. Bagaimana "rasa" dari judul-judul tersebut. Apa yang disukai dari judul tersebut, apa yang tidak disukai. Lalu, tinggalkan dan endapkan dahulu pengalaman tersebut.
2. Duduk manis dengan pensil dan kertas di tangan, dan lakukan hubungan-hubungan bebas dengan mencari kata-kata apa saja yang berhubungan dengan karangan. Buat beberapa kolom, untuk kata kerja, kata sifat, kata benda. Apabila judul ini untuk sebuah novel buat daftar kata-kata yang mendeskripsikan atau mensugestikan settingnya. Lalu mulailah memikirkan tokoh-tokoh utamanya dan menulis kata-kata yang berhubungan dengan mereka. Kemudian, saya pikirkan aksi yang terdapat di dalam cerita, tuliskan kata kerjanya.
3. Tidak ada batasan apa yang bisa/boleh dan apa yang tidak bisa/boleh dituliskan. Biasakan diri menulis apa saja tentang karangan tersebut. Pergunakan kata-kata visual untuk menggambarkan sebuah adegan, atau kata yang membangkitkan emosi untuk adegan yang lain. Gunakan kata yang membangkitkan sensasi, atau menyatakan sebuah lokasi atau bahkan sebuah pertanyaan. Paling tidak sampai menemukan 100 kata.
4. Lalu cari, apakah ada satu kata yang dapat saya pakai sebagai judul tunggal. Atau mulailah bereksperimen dengan mengkombinasikan beberapa kata. Kata sifat-kata benda, kata kerja-kata benda. Jangan lupa, kamus thesaurus Bahasa Indonesia harus tersedia untuk mencari-cari perbandingan kata yang lebih tepat atau yang berbeda. Tulis sebanyak mungkin kombinasi kata-kata yang dapat diperoleh tanpa menyensornya.
5. Dari daftar tersebut pilih beberapa kombinasi kata yang paling disukai. Lalu, endapkan selama satu atau dua hari. Waktu yang berlalu itu gunanya agar pikiran bawah sadar mencerna pilihan-pilihan tersebut agar dapat memperoleh perspektif yang lebih segar.
6. Setelah beberapa hari, kembalilah untuk meneliti judul-judul yang sudah dipilih. Mungkin akan muncul ide baru. Pilih tiga sampai lima judul yang dinilai paling baik. Pada tahap ini, bisa juga meminta pendapat orang lain sebagai bahan pertimbangan. Pilih satu judul terbaik.
7. Kembalilah ke judul-judul buku yang pernah dicatat. Periksalah secara obyektif apakah judul yang telah dipilih itu terasa tepat saat dijejerkan dengan judul-judul yang sudah terbit tersebut dan apakah judul yang terpilih itu terasa menonjol bila dibandingkan dengan yang lain.
Epilog
Sebuah judul yang baik dan pas, nilainya sama dengan pembukaan sebuah paragraf, yaitu: menarik untuk dibaca, membangkitkan rasa ingin tahu, dan sesuai dengan keseluruhan isi cerita.
Judul adalah representasi dari karya dan kerja seorang Pengarang, yang akan dilepaskan kepada dunia. Umur sebuah buku jauh lebih panjang dari umur pengarangnya, maka judul akan menjadi bagian dari catatan abadi tentang seorang Pengarang. Bisa jadi judul juga merupakan satu-satunya hal yang dikemudian hari dikenang oleh banyak orang tentang Pengarangnya. Bukankah akan jauh lebih baik bila judul tersebut terdengar dan terasa TEPAT?
Bagaimana menurutmu, perlukah bersusah payah memilih judul, atau, judul yang sudah dipilih selalu dirasakan sebagai yang terbaik sehingga tidak perlu repot memikirkan judul? Pernahkah menemukan kenyataan judul yang dipilih ternyata sama dengan karangan orang lain? Adakah ide dan cara unik untuk memilih judul yang bisa dibagikan?