Ads 468x60px

Selasa, 25 Desember 2012

Membuat Boneka Danbo




"DANBO adalah kependekan dari Danboard, dibuat dari kertas karton board. Boneka ini adalah kreasi dari Azuma Kiyohiko seorang komikus serial manga Yotsuba. Bentuk boneka ini sangat unik, yaitu action figure dengan penampilan seperti manusia dengan ukuran mini 7 cm dan 13 cm. Siapa pun pasti akan merasa gemas ketika melihat si Danbo ini. Bagaimana tidak DANBO dapat digerakkan secara manual dan dibentuk dengan berbagai macam gaya unik.

Perusahaan yang membuatnya menggunakan teknologi tinggi di setiap persendian boneka ini sehingga membuatnya mampu bergerak luwes. Ekspresi dari si kardus imut ini menjadi daya tarik utama. Danbo sendiri di jepang dijual dengan harga mulai dari 5000 yen atau sekitar Rp. 500.000 rupiah per bijinya. Dalam serial manganya danbo mungil ini dapat bergerak ketika ada koin yang dimasukan kedalam mulutnya. Anda tertarik memilikinya? Saat ini boneka kardus ini bisa dipesan Online di Amazon.jp."
Jadi bagi anda yang tidak punya duit untuk memesan silahkan anda 
buat sendiri saja yah ,Selain biayanya murah kita juga bisa
mengasah kreativitas kita disini .

Cara membuat boneka danboa /danboard tidaklah sesulit 
membuat anak ... lol :) . Tapi Membuat boneka danbo tidak 
semudah membalikkan telapak tangan , Jadi Membuat boneka 
danbo anda hanya perlu rileks kalau perlu sediakan snack sebagai 
pelengkap anda dan penenang anda , jagan streess ya








>>Alat dan Bahan nya yaitu Gunting , Lem kertas, dan pisau cuute( kalau g ada gunting )<<

>> Silahkan anda print ke dua Gambar Diatas<<

>>Kemudian Gunting sesuai dengan pola<<

>>Setelah itu Lihat gambar yang ada <<
di bawah ini kemudian ikuti dan
bentuk pola sesuai dengan gambar
yang ada di bawah ini.


No 1 Dibentuk Menjadi kepala Danbo


No 16 Dibentuk Menjadi Tangan Danbo



No 8 Dibentuk Menjadi Badan Danbo


No 3  Dibentuk sesuai pola , Kemudian di rekatkan 
pada tangan danbo / pada no 16


No 6 Dibentuk sesuai dengan pola
dan membuat bagian seperti tabung, sebagai engsel penggerak pada tangan Danbo dan No. 07 untuk penutupnya. Setelah itu, untuk tempat engselnya di gunakan pola No. 09


Gabungkan Tangan denga tempat Engsel yang telah anda buat .


Setelah itu Gabungkan Tangan dengan badan danbo ( no 8 ) 


Bentuklah tabung dari No. 15, sebagai penutup tabung gunakan lingkaran pada No. 14. Kemundian gabungkan tabung-tabung tersebut dengan pola No. 13. Ini adalah sebagai engsel pada kepala.


Gabungkan pola No 12 dengan engsel kepala.


 Rekatkan engsel kepala tersebut pada bagian badan Danbo.


Rekatkan bagian kepala ke engsel kepala tersebut.


No 2 Dibentuk menjadi kaki kaki danbo


Buatlah engsel pada kaki dengan membentuk tabung pada pola No. 17, dengan lingkaran penutup No. 5. Gabungkan kedua kaki dengan engsel tersebut.


                             Rekatkan kaki yang sudah jadi di bagian dalam badan Danbo tersebut.





Jadi Bagaimana menurut anda ? cara membuat boneka danbo .Bagus , lucu , atau Kurang menarik ?
yah , semua itu tergantung dari model yang anda buat sendiri karna  
tidak semua manusia mempunyai tingkat kreativitas yang tinggi tapi 
kreativitas itu dapat kita asah apabila ada kemauan keras untuk me
ngasahnya dan asal anda tahu , kreative itu sangat berbeda dengan 
sesuatu yang lainya .
Demikianlah Cara membuat boneka danbo,danboard versi saya .
#  SELAMAT BERKREATIVITAS 

Kamera Lobang Jarum

Mungkin di antara kalian sudah tak asing lagi dengar yang namanya kamera lubang jarum
ya kan..?
kali ini aku mau share Cara Membuat Kamera Lubang Jarum Atau pinhole.
Gini ceritanya kemaren malam tu aku nonton salah satu acara televisi,terus ngeliat ada komunitas kamera lubang jarum gitu. Nah sebagai manusia normal aku pun jadi penasaran macam mana sih cara buatnya. setelah acaranya selesai langsung la aku Googling kesana kemari mencari tutorialnya..

Apa sih kamera lubang jarum ?
kamera lubang jarum adalah suatu alat penampakan sebuah benda secara optik didalam box yang tertutup atau ruang gelap. Pada salah satu sisinya terdapat satu buah lubang yang akan menghasilkan gambar yang ada diluar box pada sisi box secara terbalik malalui “rectilinear propagation of light”..
Dan ternyata kamera lubang jarum adalah kamera yang pertama kali digunakan dalam dunia potret memotret sejak zaman dulu..wooww emang luar biiasa orang zaman dulu.

Bahan-bahan yang di gunakan pun cukup murah dan simple

contohnya seperti di bawah ini:
1.kotak korek api
2.kaleng minuman bekas,bisa coca cola
3.isolasi kabel
4.roll film,(yang baru)
5.roll film bekas/kosong
6.spiral untuk negjilid buku
7.jarum,gunting,spidol hitam




  • Cara Membuat Kamera Lubang Jarum Atau Pinhole


  • Cara buatnya:
    Bikin frame di bagian dalam korek api,(lebar lobang cukup framenya 2,4cm) lalu warnai dengan warna hitam.
    Membuat Frame Lubang Jarum
    Mewarnai Hitam Kotak Lubang Jarum

    Bikin juga lubang segi 4 di pembungkus kotak korek api
    Lubang Di Luar Kotak Lubang Jarum

    Kemudian gunting kaleng minuman tadi, kira-kira agak kecil dari kotak korek api,lalu lobangi dengan jarum tepat di bagian tengah.melobanginya cukup kecil saja yang penting berlobang.
    Gunting Kaleng Lubang Jarum
    Lobangi Kaleng Lubang Jarum

    Tempelkan potongan kaleng tadi dengan bungkus kotak korek api lalu di isolasi
    lihat gambar.
    Tempel Lubang Jarum

    Lalu bikin shutter,gunanya untuk membuka tutup lubang jarum di kotak korek api
    liat lagi gambarnya
    Tape Down Shutter

    Gunakan spiral untuk membuat penanda klik, lalu tempel di ujung roll film,(yang baru).
    Lihat gambar.
    Cutting Clicker
    Cutting Clicker 2
    Clicker Down

    Ukur terlebih dahulu 2,4 itu ada berapa lobang di filmnya.
    Misalnya ada 7 lubang,ntar kalian akan mendengar 7x bunyi klik

    Setelah itu masukkan filmnya kedalam kotak korek api yang telah di buat tadi.
    pull film thru box

    Lalu satukan ujung film yang baru dengan sisa ujung roll film bekas/kosong dengan isolasi
    lihat gambar:
    splice film

    Masukan bagian dalam korek api seperti gambar di bawah
    Slide in tray

    Setelah itu isolasi setiap bagian ujung-ujungnya.
    usahakan isolasi dengan sangat rapat agar tidak ada cahaya yang masuk kedalam kotak.
    Stop Leaks Front

    Buat winder dengan pembuka tutup kaleng, winder gunanya untuk memutar film.
    Add Winder

    Dan hasil akhirnya akan seperti gambar di bawah ini..
    Finished

    Cara mengunakannya cukup membuka shutter lalu diamkan beberapa saat..
    saat mengambil gambar usahakan untuk tidak goyang agar hasilnya maksimal..
    waktu dalam pengambilan gambar tergantung dari kondisi cahaya yang masuk,
    untuk cahaya terang atau outdoor cukup buka shutternya kurang lebih 3-5 detik Lalu Tutup.
    untuk cahaya sedang 10-15 detik lalu tutup.
    untuk menggunakan di malam hari lumayan lama 10-30 menit,terkadang bisa sampai 1 jam.
    Semua tergantung dari cahaya,besar ukuran lubang,jarak lobang dari film dan banyak lagi faktor yang mempengaruhi hasil gambar.
    Lalu kalau ingin mengambil gambar lagi cukup memutar saja rollnya,tapi shutter harus dalam kondisi tertutup.begitu seterusnya..
    Selamat Mencoba

    Menentukan Tema dan Judul Karangan yang Baik


    Mengapa Memilih Judul Adalah Hal Yang Penting


    Beberapa karya klasik terkenal sebelum mereka memperoleh judul seperti yang sekarang kita kenal, pernah mengalami dilema pencarian judul sebelum akhirnya menemukan judul yang TEPAT.

    The Great Gatsby oleh F.Scott Fitzgerald, sebelumnya pernah diberi beberapa judul: Trimalchio in West Egg; Among Ash-Heaps and Millionaires; On the Road to West Egg; Under the Red, White, and Blue; Gold-Hatted Gatsby; and The High-Bouncing Lover.

    The Last Man in Europe adalah judul awal karangan George Orwell, yang kemudian diganti menjadi 1984 oleh pihak penerbit karena judul awalnya dinilai tidak komersial.

    Novel Atlas Shrug oleh Ayn Rand, awalnya diberi judul The Strike, tetapi karena pengarangnya merasa judul itu terlalu transparan membuka plot cerita ia memutuskan untuk menggantinya. Suaminya mengusulkan judul Atlas Shrug dan judul itu melekat hingga kini

    Bram Stoker pernah merencanakan judul The Dead Un-Dead untuk novel Dracula yang kini kita kenal.

    Novel Fiesta oleh Ernest Hemingway, atas permintaan penerbitnya diganti menjadi The Sun also Rises.

    To Kill a Mockingbird sebenarnya direncanakan berjudul hanya Atticus, namun Harper Lee mengubahnya karena judul itu dirasakan terlalu sempit hanya terfokus pada satu tokoh.

    Sebelum menjadi Pride and Prejudice, judul yang direncanakan oleh Jane Austen adalah: First Impressions.

    Source: Wikipedia

    Melihat dinamika penggantian judul novel-novel terkenal itu, dapat disimpulkan, judul akan disesuaikan lagi oleh Penerbit/Editor kecuali bila terbit indie. Tetapi tetap merupakan unsur penting yang menjadi pertimbangan saat naskah dikirimkan ke pihak penerbit.

    Dalam sebuah "bocoran" yang ditulis oleh seorang editor salah satu penerbit besar Indonesia, dikatakan, "Penilaian tentang tulisan yang bagus adalah: Judulnya bagus, pengarangnya sudah terkenal, isinya juga sudah rapi, bahasanya bagus, tidak memerlukan banyak copy-editing dan editing...." Perhatikan bahwa:Judulnya bagus itu bahkan mendahului poin berikutnya, pengarangnya sudah terkenal

    Jadi, jelas kan? Judul itu, penting. Itu sebabnya, saat menempatkan diri sendiri dalam posisi sebagai seorang Pengarang buku yang menyerahkan naskahnya ke tangan pihak lain (dalam hal ini, penerbit), saya akan mendapatkan kepuasan bila karangan saya diberi "nama" sesuai dengan nama yang saya berikan.

    Kesimpulan: Judul adalah bagian dari total impresi karangan yang diciptakan oleh pengarangnya. Bila Pengarang mampu memilihkan judul yang tepat, kesempatannya untuk tetap digunakan sebagai judul  karangan ketika diterbitkan akan jauh lebih baik. Memilih judul yang TEPAT adalah PENTING karena semakin sesuai judul tersebut, semakin besar juga kemungkinannya judul itu akan dipakai dan tidak akan diubah, saat buku diterbitkan.

    Apa Saja Yang Perlu Diperhatikan Saat Membuat Judul


    Ada beberapa hal yang perlu dicermati tentang judul:

    Pertama, Pengarang harus tahu apa genre buku karangannya. Pengarang harus bisa mengetahui dengan pasti perasaan atau nada apa yang ingin disampaikannya melalui judul tersebut. Apakah nada riang, centil, ceria atau sendu, lembut dan galau? Apakah genre-nya roman atau fantasi? Segala sesuatu harus diusahakan  selaras menghasilkan judul sesuai dengan cerita, genre dan segi estetika agar dapat langsung mengkomunikasikan pesan yang sesuai dengan isi cerita secara menarik.  

    Kedua, ada beberapa hal yang sudah sangat umum diketahui tentang pemilihan judul:

    i. Judul tidak boleh membosankan. Kenapa? Kala saya berjalan-jalan di toko buku dan melihat-lihat buku-buku yang berjejer di dalam rak buku, harus saya akui bahwa judul dan coverlah yang pertama kali menarik saya untuk mengambil dan melihat-lihat buku tersebut. Nama pengarang menjadi nomor ke-sekian, apalagi bila tidak ada buku baru dari pengarang kesukaan saya, atau bila saya ke toko buku bukan dengan tujuan khusus mencari buku tertentu. Judul yang unik, biasanya menjadi faktor pertama yang menarik tangan saya untuk mengambil buku tersebut dan membukanya, ingin tahu apa isi di dalamnya. 

    Hal ini, membuktikan bahwa judul yang unik dan tepat merupakan "umpan" yang baik untuk meningkatkan kemungkinan buku itu yang akan diraih dari rak buku, thus, meningkatkan kemungkinannya untuk dibeli oleh calon Pembaca. Katakanlah saya sedang berada di bandara dan memerlukan bacaan selama penerbangan, kemungkinan besar buku dengan judul yang tepat itulah yang akan saya beli, dan hal ini sudah terjadi berulangkali dalam kasus saya karena saya termasuk Pembaca yang suka mencoba sesuatu yang baru.

    ii. Judul harus mudah diingat. Itu yang dikatakan oleh beberapa teman. Menurut mereka judul-judul yang mudah diingat akan mempermudah juga saat memberikan rekomendasi. Misalnya, judul Laskar Pelangi, dua kata saja dan tidak sulit untuk disebutkan, begitu juga dengan Soegija, The Kite Runner, The Alchemist, Titanic.

    iii. Judul harus sesuai dengan isi buku. Kalau buku tersebut buku horor, pilih judul yang horor. Kalau roman, pilih judul yang romantis. Kalau misteri, pilih judul yang berbau-bau misteri.

    Kesimpulan: Memilih judul yang TEPAT adalah penting karena judul, di samping cover, merupakan: first-impression yang dapat membuat Pembaca tertarik atau tidak tertarik untuk membeli sebuah buku dan mempermudah penyebarang word of mouth tentang buku tersebut.

    Sumber Inspirasi Untuk Judul


    Secara intuitif ada beberapa hal yang bisa dijadikan sumber inspirasi untuk memilih judul:

    Sebuah judul dapat saja berasal dari ekspresi yang sedang populer, misalnya: Jomblo, Kamseupay dstnya.

    Sebuah judul bisa juga merupakan permainan kata-kata, misalnya: Hidup Hanya Satu Kali, Kesempatan Kedua. 

    Sebuah judul bisa juga memiliki arti tersembunyi yang akan dikemukakan nanti di dalam cerita. Contohnya: Dances with Wolves.

    Sebuah judul boleh diambil dari apa yang sudah ada, contohnya: Song of Solomon, novel karya Toni Morisson. 

    Sebuah judul bisa saja dari nama tokohnya, misalnya: Forrest Gump, Harry Potter, Eragon.

    Sebuah judul bisa saja nama sebuah tempat: Jurassic Park, Senja di Chao Praya.

    Sebuah judul bisa saja bentuk kepunyaan, Charlotte’s Web, Kotak Pandora (kumpulan cerpen Kampung Fiksi yang akan segera terbit), Bridget Jones’ Diary.

    Sebuah judul bisa juga merupakan asosiasi dari beberapa ide, biasanya memiliki dua arti dan merujuk pada lebih dari satu hal di dalam sebuah cerita, misalnya: Ada Apa Dengan Cinta?, House of The Spirit, The City of God, Misery, Blackbook. 

    Sebuah judul dapat saja merupakan sebuah kejadian atau aktivitas, misalnya: Finding Kayla (novel karya Winda Krisnadefa yang masih dalam WIP), Romancing the Stone, Waiting to Exhale, Raising Helen, Finding Nemo. 

    Sebuah judul bisa berasal dari sebuah kalimat yang mengesankan dari cerita itu sendiri, misalnya: The Eagle Has Landed.
    Sebuah judul, apabila sangat panjang harus memiliki irama yang enak untuk didengar, misalnya: Lewat Angin di Bawah Kanopi, Tepat Ketika Bibirnya Mengecup Hangat Tepi Keningku (oke oke, ini memang judul-judul panjang cerpen saya sendiri).
    Sebuah judul, kalau sesuai dengan isi ceritanya, boleh jadi sangat singkat, misalnya: Madre, Jaws, Shogun, Centennial, It, The Godfather. 

    Dalam kenyataannya, judul-judul dari buku-buku best seller biasanya tidak lebih dari tiga kata panjangngnya: Laskar Pelangi, Negeri Lima Menara, tapi, tentu saja berisikan kata-kata yang tepat.

    Saya sendiri cenderung berpikir, kenapa tidak membuat judul yang khas, ala saya banget, misalnya:

    Untuk buku-buku bersama teman-teman, secara konsisten mempergunakan angka, seperti 24 Jam, Delapan, Satu-Satu-Satu.

    Atau mempergunakan alfabet secara urut dalam kumcer saya, A-Angin Malam, B-Beranda Belakang, C-Cinta Caraku Caramu, D-Deru Dalam Debu dan seterusnya.

    Atau memakai satu kata saja dalam setiap judul cerita dengan topik tertentu, katakanlah topik Perempuan, maka saya akan memakai hanya nama tokoh utamanya saja, Larasati, Evaluna, Jum, Magdalena, Dyah, Mariana.

    Lalu, asyik juga rasanya kalau saya memakai unsur warna seperti untuk judul (calon-calon) novel saya yaitu: Langit Tosca! Langit Tosca!, Magenta. Ada banyak sekali cara yang bisa saya gunakan untuk menemukan judul-judul unik menarik dan pas untuk karangan-karangan saya. Dan hal ini sangat menyenangkan!

    Orisinalitas Sebuah Judul


    Adakah hak cipta untuk judul? Ternyata, tidak. Judul, seperti halnya nama: Sukarno, Suharto, Mahatma, Muhamad, Obama, tidak dan bukan merupakan hak cipta, seperti juga ide, dia dapat dipakai oleh siapa saja yang mau mempergunakannya.

    Tentu saja hal ini bukan berarti saya lalu secara sengaja dan dengan seenak-enaknya mengambil judul orang lain untuk saya pakai pada karangan saya. Rugi pastinya! Karena bisa membingungkan Pembaca saat merekomendasikan buku tersebut. Akibat terburuk yang bisa saja terjadi adalah, yang dibeli justru buku yang berbeda karena memiliki judul yang sama. 

    Judul Alternatif


    Konon, kecuali seorang Pengarang benar-benar sudah tenar, judul yang dipilihkannya untuk ceritanya sendiri, bisa saja tetap diubah oleh pihak Penerbit atau Editor. Tentu dengan pertimbangan-pertimbangan yang sudah mereka perhitungkan karena mereka lebih familiar dengan apa yang mereka tawarkan kepada calon pembaca. 

    Nah, karena perubahan toh kemungkinan akan tetap terjadi, apakah saya lantas tidak perlu sibuk mencari judul? Atau, haruskah saya mengirimkan beberapa judul untuk sebuah cerita atau draft novel? 

    Saya pikir tidak. Dalam segala sesuatu, seseorang harus membuat pilihan. Pilihan saya adalah mengerjakan karya dengan sungguh-sungguh dan segenap kemampuan. Tentu saja, kita harus membuat beberapa alternatif judul, lalu memilih mana yang paling sesuai dan paling tepat.

    Judul yang bagus akan menarik perhatian Editor/Penerbit/Pembaca. Tentunya, ekspektasi positif sudah terbentuk saat mereka memutuskan untuk meraih draft/buku dengan judul yang menarik. Kalau saya percaya, isi buku saya layak dibaca, saya harus juga percaya, ia layak mendapatkan judul yang sepadan.

    Yang paling penting untuk diingat, ketika sedang bekerja mencari judul yang TEPAT adalah harus siap apabila, judul itu diputuskan untuk diubah oleh pihak Penerbit atau Editor bila diterbitkan melalui media mainstream.

    Sampai di sini, saya pikir, salah satu dari beberapa keuntungan dan kebebasan yang diperoleh Pengarang yang terbit indie adalah semua keputusan yang semacam ini berada di tangan Pengarang. Tetapi, justru karena itulah maka menjadi sangat penting bagi Pengarang yang memutuskan untuk terbit indie benar-benar serius mencari dan menetapkan judul yang tepat karena langsung berhadapan dengan pasar (Pembaca). Meskipun fleksibilitas terbit indie secara POD (Print on Demand) atau e-Book, memungkinkan Pengarang mengganti judul kapan saja walaupun buku sudah diterbitkan, tapi akan lebih hemat waktu dan juga biaya, kalau sedari awal Pengarang sudah memilih judul yang TEPAT.

    Brainstorming: Langkah-langkah Pemilihan Judul


    Berikut ini langkah-langkah brainstorming yang dapat membantu penemuan judul yang TEPAT:

    1. Pergi ke toko buku terdekat atau buka toko buku online, cari sebanyak-banyaknya (10-20) buku dari genre yang sama dengan yang ditulis. Perhatikan judul-judul apa saja yang terasa menarik. Salin judul-judul tersebut. Hal ini penting agar dapat meraba, judul apa yang sesuai untuk genre tersebut. Bagaimana "rasa" dari judul-judul tersebut. Apa yang disukai dari judul tersebut, apa yang tidak disukai. Lalu, tinggalkan dan endapkan dahulu pengalaman tersebut.

    2. Duduk manis dengan pensil dan kertas di tangan, dan lakukan hubungan-hubungan bebas dengan mencari kata-kata apa saja yang berhubungan dengan karangan. Buat beberapa kolom, untuk kata kerja, kata sifat, kata benda. Apabila judul ini untuk sebuah novel  buat daftar kata-kata yang mendeskripsikan atau mensugestikan settingnya. Lalu mulailah memikirkan tokoh-tokoh utamanya dan menulis kata-kata yang berhubungan dengan mereka. Kemudian, saya pikirkan aksi yang terdapat di dalam cerita, tuliskan kata kerjanya. 

    3. Tidak ada batasan apa yang bisa/boleh dan apa yang tidak bisa/boleh dituliskan. Biasakan diri menulis apa saja tentang karangan tersebut. Pergunakan kata-kata visual untuk menggambarkan sebuah adegan, atau kata yang membangkitkan emosi untuk adegan yang lain. Gunakan kata yang membangkitkan sensasi, atau menyatakan sebuah lokasi atau bahkan sebuah pertanyaan. Paling tidak sampai menemukan 100 kata.

    4. Lalu cari, apakah ada satu kata yang dapat saya pakai sebagai judul tunggal. Atau mulailah bereksperimen dengan mengkombinasikan beberapa kata. Kata sifat-kata benda, kata kerja-kata benda. Jangan lupa, kamus thesaurus Bahasa Indonesia harus tersedia untuk mencari-cari perbandingan kata yang lebih tepat atau yang berbeda. Tulis sebanyak mungkin kombinasi kata-kata yang dapat diperoleh tanpa menyensornya.

    5. Dari daftar tersebut pilih beberapa kombinasi kata yang paling disukai. Lalu, endapkan selama satu atau dua hari. Waktu yang berlalu itu gunanya agar pikiran bawah sadar mencerna pilihan-pilihan tersebut agar dapat memperoleh perspektif yang lebih segar.

    6. Setelah beberapa hari, kembalilah untuk meneliti judul-judul yang sudah dipilih. Mungkin akan muncul ide baru. Pilih tiga sampai lima judul yang dinilai paling baik. Pada tahap ini, bisa juga meminta pendapat orang lain sebagai bahan pertimbangan. Pilih satu judul terbaik.

    7. Kembalilah ke judul-judul buku yang pernah dicatat. Periksalah secara obyektif apakah judul yang telah dipilih itu terasa tepat saat dijejerkan dengan judul-judul yang sudah terbit tersebut dan apakah judul yang terpilih itu terasa menonjol bila dibandingkan dengan yang lain.

    Epilog


    Sebuah judul yang baik dan pas, nilainya sama dengan pembukaan sebuah paragraf, yaitu: menarik untuk dibaca, membangkitkan rasa ingin tahu, dan sesuai dengan keseluruhan isi cerita. 

    Judul adalah representasi dari karya dan kerja seorang Pengarang, yang akan dilepaskan kepada dunia. Umur sebuah buku jauh lebih panjang dari umur pengarangnya, maka judul akan menjadi bagian dari catatan abadi tentang seorang Pengarang. Bisa jadi judul juga merupakan satu-satunya hal yang dikemudian hari dikenang oleh banyak orang tentang Pengarangnya. Bukankah akan jauh lebih baik bila judul tersebut terdengar dan terasa TEPAT? 

    Bagaimana menurutmu, perlukah bersusah payah memilih judul, atau, judul yang sudah dipilih selalu dirasakan sebagai yang terbaik sehingga tidak perlu repot memikirkan judul? Pernahkah menemukan kenyataan judul yang dipilih ternyata sama dengan karangan orang lain? Adakah ide dan cara unik untuk memilih judul yang bisa dibagikan?

    Berkembangnya Kpop di Indonesia


    K-pop kepanjangan dari Korean Pop (Musik Pop Korea), adalah jenis musik populer yang berasal dari Korea Selatan. Banyak artis dan kelompok musik populer yang berasal dari Korea Selatan dalam negeri dan populer di mancanegara. Kegan drungan akan musik K-pop merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pada Demam Korea (Korea Wave) diberbagai negara. termasuk Indonesia. 
    Musik Pop Korea Pra-Modern pertama kali muncul pada tahun 1930-an akibat masuknya musik pop Jepang yang juga turut mempengaruhi unsur-unsur awal musik Pop di Korea.
    Menurut pengamatan dari pengamat musik Indonesia, yaitu Bens Leo. Musik Korea bangkit karena adanya pengaruh dari kebangkitan musik Jepang (J-Pop). Jika dalam beberapa waktu lalu musik Jepang bangkit dengan grup musiknya masing-masing, Korea bangkit dengan kekuatan grup vokal, baik boyband maupun girl band. 
    Bens Leo juga menjelaskan bahwa K-Pop sudah dipersiapkan dalam sejak waktu lima tahun lalu, karena Korea Selatan ingin mendapatkan pengakuan /kebudayaan mereka. Musik Korea mempunyai dua unsur utama yaitu fashion dan musik itu sendiri. biasanya musik Korea mengusung musik dance, beraliran hiphop, serta unsur Koreografi dan kostum yang menarik. Disini kengunggulan dalam ketampanan dan kecantikan juga di tonjolkan, selain kualitas pencipta musik oleh mereka sendiri.
    Di indonesia sendiri, pengaruh K-Kop bisa dibilang terlambat setahun dari negara-negara di belahan dunia lain. Musik K-Pop mulai dikenal pada tahun 2000-an di Indonesia. Kebanyakan para remaja yang menyukai K-Pop adalah remaja putri (Betul coz saya tidak suka). Dengan adanya musik K-Pop di Indonesia. Persaingan musik pun mulai muncul antara musik K-Pop dan musik Indonesia, sehinggah dapat membuat musik di Indonesia lebih Baik agar dapat bersaing dengan musik K-Pop dan membuat musik Indonesia lebih baik kualitasnya.
    Pengaruh K-Pop di Indonesia di tandai dengan munculnya Boyband asal Bandung, yaitu Smash. yang kerap kali mendapat cemohan dari para penggemar K-Pop karena meniru Boyband asal Korea Selatan yang juga bernama Smash (sekarang sudah bubar!!!!!!! tak thu persis kan bubarnya). tetapi ada juga masyarakat menyukai Smash. Smash juga merupakan pelopor terbentuknya Boyband dan Girlband baru yang bermunculan di Indonesia, sehinggah pengaruh K-Pop cukup terasa di Indonesia. (Fachrurrozi)

    sumber: http://www.pantonanews.com/2097-masuknya-dunia-kpop--di-indonesia

    Berbicara sesuai konteks


    Jargon “berbahasa Indonesia-lah dengan baik dan benar”, pernahkah Anda dengar? Syukurlah, jika pernah. Kalau belum, bersyukurlah sebab saya baru saja memberitahu Anda tentang jargon tersebut. Apa makna jargon tersebut? Saya pernah mendengar penjelasan dari pakar bahasa Indonesia sekaligus guru besar bahasa Indonesia di Universitas Indonesia, Anton M. Moeliono. Beliau mengatakan bahwa bahasa yang baik adalah bahasa yang kita pakai sesuai dengan konteks pembicaraan, sebaliknya bahasa yang benar adalah bahasa yang sesuai dengan kaidah atau aturan yang berlaku pada bahasa tersebut.
    Bahasa yang baik adalah bahasa yang sesuai dengan konteks. Halliday (1994) mengatakan bahwa konteks berkaitan dengan tiga hal, yaitu medan wacana, pelibat wacana, dan sarana wacana. Medan wacana merujuk pada  hal yang sedang terjadi, pada sifat tindakan sosial yang sedang berlangsung; pelibat wacana mengacu kepada orang-orang yang ambil bagian dalam wacana, kedudukan dan peran mereka; sarana wacana menunjuk pada bagian yang diperankan oleh bahasa termasuk salurannya (apakah diucapkan ataukah dituliskan ataukah gabungan keduanya?). Secara sederhana, ambillah contoh pada pemakaian kata saya, Anda, Saudara, Beliau, kamu. Pemakaian kata-kata itu ditentukan oleh faktor Pelibat wacana. Seorang anak tidak mungkin menggunakan kata “Anda” kepada ayahnya sendiri ketika berbicara santai di rumah. Kita pun bisa memaklumi penggunaan kata gw (gue, saya) atau lo (elo, kamu) yang disampaikan teman akrab kita lewat SMS.
    Secara tersirat, J.D. Parera (1985) mengaitkan konteks sebagai putaran jam berbahasa. Ada putaran jam berbahasa formal, yaitu saat kita di sekolah, di kantor; ada putaran jam berbahasa komunikasi, yaitu saat kita berkonsultasi dengan dokter kita; ada putaran jam berbahasa santai, yaitu saat kita berbahasa dengan teman-teman akrab kita atau keluarga kita; ada ada putaran jam berbahasa rahasia, yaitu saat kita berbicara agar tidak diketahui oleh lain kecuali orang yang kita maksud. Dengan bahasa lain, setiap hari kita menggunakan bahasa bergantung situasi dan siapa yang diajak berbicara. Kadang bahasa yang baik menghilangkan kelengkapan kalimat, tapi tetap bisa dipahami oleh lawan bicara kita. Misalkan, kita dengar ada teman yang berbicara, “Besok, ya!”. Kalimat itu tidak bersubjek dan berpredikat, tetapi konteks-lah yang akan membantu kita memahami makna yang dikandung kalimat tersebut.
    Pernah Anda memperhatikan penulisan SMS teman kita atau SMS yang kita tulis sendiri. Kata seorang ahli, ada empat gejala dalam penulisan SMS. Pertama, penyingkatan. Gejala ini dapat dipahami sebab berkaiatan dengan kepraktisan dan tarif yang diterapkan operator (prinsip ekonomis). Contoh di atas kata gue disingkat menjadi gwbanget menjadi bgt. Kedua, penambahan huruf (ini sebenarnya bertentangan dengan gejala pertama). Bukankah Anda pernah menulis kata ni menjadinie? Atau sih menjadi sich? Ketiga, keinggris-inggrisan sekaligus dengan penyingkatan. Misalnya, by the way menjadi btwon the way menjadi otw. Keempat, penambahan tanda baca atau simbol-simbol tertentu.  Saya tentu tidak akan mengatakan bahwa bahasa yang kita pakai di-SMS itu tidak baik, bahasa itu baik, namun tidak benar. Kontekslah yang memungkinka hal itu dianggap baik.
    Bahasa yang benar adalah bahasa yang mengikuti kaidah atau aturan yang berlaku. Dalam bahasa Indonesia, jika kita mau berkeringat sedikit, kata yang benar dapat kita cari pada Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Pembentukan kata atau pembuatan kalimat yang benar bisa kita pelajari pada buku Tata bahasa Baku Bahassa Indonesia. Buku ini, sebagaimana dikatakan pada Kata Pengantarnya, ditujukan juga kepada orang awam. Artinya, penyusun buku sudah berupaya sedemikian rupa meninggalkan istilah-istilah linguistik dan memberikan penjelasan yang mudah dipahami. Untuk penulisan huruf, penulisan kata, dan tanda baca, kita bisa mengeceknya di dalam Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan (EYD). Bahasa Indonesia yang benar pada dasarnya sudah kita pelajari sejak kita masuk sekolah dasar, bahkan sampai sekolah menengah atas.
    Sedikit saya ingin menyinggung tentang kamus. KBBI itu adalah kamus yang preskriptif. Kamus yang menunjukkan mana kata yang benar dan mana yang salah. Melihat kamus tentu ada caranya dan ada kiatnya. Saya ingat tulisan Alfons Taryadi (di rubrik bahasa harian Kompas, saya tidak ingat tanggalnya) yang menyatakan kesia-siannya mencari kata sia-sia dalam KBBI Edisi IV. Rupanya, kesia-sianya itu terjadi sebab ia menganggap sia-sia merupakan derivasi (turunan) dari kata sia. Pada KBBI Edisi IV, terdapat lema sia yang diikuti sia-sia yang berarti ‘ikan badar’. Padahal, terdapat juga lema sia-sia (dianggap satu kata) yang bermakna ‘terbuang-buang saja, tidak ada gunanya, dst.’ Jadi, menurut saya, melihat atau membaca kamus harus selengkap mungkin dan melihat berbagai kemungkinan kata.
    Bukankah kamus itu mahal? Kalau memang tidak bisa membeli edisi cetak, kita isa membuka Kamus Besar Bahasa Indonesia melalui internet. Alamat linknya http://pusatbahasa.kemdiknas.go.id/kbbi/ Tapi, sedikit catatan saya, kamus edisi daring (dalam jaringan) ini masih edisi III, yang berlaku sekarang edisi IV.  Lumayanlah, kalau untuk melihat bentuk dasar kata dan makna katanya masih bisa akurat.
    Semoga tulisan ini bermanfaat.

    sumber  http://bahasa.kompasiana.com/2012/08/14/mudahnya-berbahasa-indonesia-yang-baik-dan-benar/

    Bahasa Alay


    kalo menurut gw sendiri kaum alay atau pengguna bahasa alay hanya membuat pusing membacanya dan memuakan untuk di liat karna norak. biasanya kaum alay itu anak" labil yang ingin gaul tapi ga kesampean.

    Dunia semakin gila dengan kata atau Bahasa Alay (Ciyus Miapah),  jaman sekarang ada sedikit kata yang unik langsung populer, jadi dalam tugas kali ini saya akan membahas bahasa alay

    Contoh bahasa alay:

    Ciyus : Serius 
    Miapah : Demi Apa
    Cungguh : Sungguh
    Binun : Bingung
    Akoh : Aku
    Cemungudh : Semangat
    Gudnyus : Good News
    Masya : Masak
    Lahacia : Rahasia
    Amaca : Ah masa
    Kiyim : Kirim
    Ca oong ciih : Masa bohong sih
    Ma capah : Sama Siapa
    Maacih : Makasih
    Macama : Sama-sama
    Enelan : Beneran



    Tidak ada definisi pasti tentang apa dan siapa itu alay. Alay merupakan kata yang tercipta di saat sekarang sehingga tidak akan ada di kamus besar bahasa Indonesia. Saya tidak tahu secara pasti darimana asal kata alay itu. Alay sejauh yang saya tahu muncul pertama kali dan disebarluaskan oleh salah satu forum di dunia maya. Menurut saya alay tercipta dari kalangan-kalangan menengah atas, yang dalam hal ini adalah pengguna internet dan bukan tercipta dari kalangan kelas bawah.
    Sejauh sepengamatan saya, orang-orang menyebut alay pada orang-orang yang bertingkah laku norak yang kebanyakan adalah remaja kalangan menengah kebawah. Tingkah laku norak ini antara lain:

    Mengetik dengan pemilihan huruf dan format yang tidak wajar,
    • Mengganti-ganti huruf dengan karakter lain misalnya, huruf “i” diganti dengan “1″ atau “!”, huruf “e” diganti “3″ dsb
    • Menggunakan huruf besar kecil, yang acak, ga sesuai dengan eyd yang benar, misalnya “nAMa sAyA bLa bla bLa….”
    • Mengganti hurup dengan hurup laen agar terlihat lebih imut, misalnya “sayang” menjadi “cayaank”, “maaf” menjadi “muuph”, dsb
    • Menulis dengan bahasa inggris tapi dengan ejaan yang sudah dimodifikasi supaya lebih imut. misalnya “love” menjadi “loppphh”, dsb
    Kalau yang ini saya rasa harus diperangi. Mereka hanya akan merusak bahasa indonesia saja nantinya. Bagaimana bahasa Indonesia bisa populer di negaranya sendiri kalau bahasa pergaulan anak mudanya seperti itu. Cara penulisan alay seperti ini hanya memiliki segi negatif, membuat orang yang membaca “sakit mata”, dan harus berjuang ekstra keras hanya untuk memahami bacaannya.


    Kabar gembira bagi penggemar budaya Alay.Kini eksistensi Alay di muka bumi telah diakui dunia. Secara resmiWikipedia Indonesia dan Inggris mencantumkan definisi kata Alay. Lantas,apa artiAlay menurut Wikipedia.

    .
    Mungkin kata-kata terakhir dari saya adalah, baik untuk kaum “alay” maupun “non-alay”;
    saling menghargaitoleransi dan jangan merasa paling benar.

    http://alaytranslator.freeiz.com/